Monday 31 July 2017

Contoh Karya Ilmiah IPA

Judul : Limbah Kantong Plastik Musuh Serius Bagi Kelestarian Lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia bahkan bagi dunia adalah faktor pembuangan limbah sampah kantong plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelolah. Diperlukan waktu puluhan tahun hingga ratusan tahun untuk membuat sampah kantong plastik benar-benar bisa terurai oleh organisme dekomposer seperti rayap, cacing dan makhluk sejenisnya. namun yang menjadi masalah utama adalah dampak negatif sampah kantong plastik yang ternyata sebesar fungsinya.
Berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk menanggulangi sampah kantong plastik ini. Salah satunya adalah dengan cara membakar, padahal hal ini justru akan mencemari lungkungan. Karena gas yang dihasilkan dari pembakaran tersebut secara signifikan akan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer. Selain itu senyawa yang berasal dari pembakaran tersebut akan memicu timbulnya penyakit kanker. Karena hal inilah dibuat sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Limbah Kantong Plastik Musuh Serius Bagi Kelestarian Lingkungan”. Selain itu dalam pencarian bahan-bahan materi untuk penulisan ini tidak sulit ditemukan. Melalui karya tulis ini penulis ingin berupaya untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan dari limbah kantong plastik.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang sesuai dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung didalam kantong plastik.
   2. Untuk mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan dari limbah kantong plastik.
3. Untuk mengetahui cara menanggulangi limbah kantong plastik, sehingga mampu menjaga kelestarian lingkungan.

1.3. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang sesuai dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung didalam kantong plastik.
2. Untuk mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan dari limbah kantong plastik.
3. Untuk mengetahui cara menanggulangi limbah kantong plastik, sehingga mampu menjaga kelestarian lingkungan.



1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Memperluas cakrawala pengetahuan tentang kantong plastik yang ternyata mengancam kelestarian lingkungan.
2. Agar dapat mengurangi penggunaan kantong plastik demi kelestarian lingkungan. 
3. Meningkatkan kreatifitas kita untuk peduli terhadap lingkungan.


1.5.Penegasan Istilah 
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam penulisan karya ilmiah ini, maka perlu adanya penegas istilah. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut:
   1.   Pencemaran lingkungan 
       Yang dimaksud pencemaran lingkungan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah berubahnya susunan (komposisi) lingkungan dari keadaan normal atau terjadinya ketidakseimbangan lingkungan yang diakibat oleh limbah kantong plastik.
2.   Dampak
     Yang dimaksud dampak dalam penulisan karya ilmiah ini adalah pengaruh positif maupun negatif yang ditimbulkan oleh limbah kantong plastik.
3. Penanggulangan
        Yang dimaksud penanggulangan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah serangkaian upaya untuk mengatasi dampak yang diakibatkan oleh limbah kantong plastik.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.  Mengenal Limbah Kantong Plastik
     Nama plastik memiliki ribuan bahan yang berbeda sifat, fisis, mekanis dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic adalah bahan plastik yang akan lumer bila dipanaskan dan mengeras apabila didinginkan, dapat ditekan, sehingga dapat mudah dibentuk kembali dan diproses menjadi bentuk lain. Thermoset adalah bahan plastik yang tidak dapat digunakan kembali sebelum mengalami pengeringan. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic contohnya kantong plastik.
Kantong plastik atau tas plastik adalah kantong pembungkus yang dibuat dari plastik (poliolevin atau polivinil klorida). Bagian dasar dan sisi kiri atau kanan umumnya direkatkan dengan mesin penyegel plastik, namun ada kantong plastik yang disatukan dengan perekat atau dijahit.
       Jenis-jenis kantong plastik antara lain:
·      Kantong plastik untuk kemasan
·      Kantong belanja
·      Kantong sampah
·      Kantong besar untuk kepentingan industri
Kantong plastik dengan berbagai warna, ukuran, dan bentuk sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Adapun sifat-sifat yang dimiliki kantong plastik antara lain tidak dapat membusuk, tidak dapat diuraikan secara alami, tidak dapat menyerap air dan tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya pula menjadi masalah bagi lingkungan.
Kantong plastik adalah salah satu perkembangan teknologi modern yang sangat keji terhadap alam namun sangat praktis bagi manusia yang pada umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya berbelanja. Bahan yang terkandung dalam kantong plastik ini merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah plastik ini sangat sulit diuraikan secara alami, untuk dapat menguraikan membutuhkan waktu ± 500-1000 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu, penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia penggunaan bahan plastik bisa kita temukan hampir diseluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantong plastik yang disimpan dirumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah kantong plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce), bahkan akan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang kantong plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja diwarung-warung 3 kali sehari berarti dalam satu bulan orang dapat menggunakan 90 kantong plastik yang sering dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan kegiatan itu maka akan terkumpul 90x125.000.000=11.250.000.000 kantong plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan penggunaan kantong plastik maka kita dapat menekan nyaris hingga 90% dari total sampah yang terbuang percuma.  

2.1.1.      Jenis Kantong Plastik Berdasarkan Tanda Pengenal Plastik
          Akhir-akhir ini sering diulas di televisi tentang kantong plastik yang berbahaya. Hal ini disebabkan karena plastik sebagai bahan yang mengandung zat-zat kimia yang mengancam kelestarian lingkungan bahkan bisa juga mengancam kehidupan kita. Coba kita perhatikan disekitar kita, sudah dipenuhi dengan sampah kantong plastik yang tentunya sangat sulit untuk didaur ulang. Sering pula dijumpai berbagai macam kantong plastik dengan berbagai macam warna (merah, putih, biru, hitam, dll). Tentunya kita sebagai manusia awam tidak tahu mana plastik yang aman dan yang tidak aman, yang baik digunakan dalam pembuatan kantong plastik, maka dibuatlah suatu kode-kode tertentu yang dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industri pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization) yang bertujuan untuk mengurangi jumlah penggunaan bahan-bahan yang terbuat dari plastik termasuk kantong plastik.
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut:
1.    Berada atau terletak di bagian bawah
2.    Berbentuk segitiga
3.    Di dalam segitiga tersebut terdapat angka
4.    Serta nama jenis plastik dibawah segitiga


     Tanda Pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok, antara lain sebagai berikut:
JENIS KE 1: PETE atau PET

   Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka satu ditengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene trephthalate) dibawah segitiga. Biasanya dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih / transparan / tembus pandang seperti botol air minum, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
JENIS KE 2 : HDPE

  Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 ditengahnya, serta tulisan HDPE (High Density Polyethylene) dibawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupper ware, gallon air minum, kursi lipat dan lain-lain.
JENIS KE 3 : V or PVC

  Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 ditengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (Polyvinyl Chloride) yaitu jenis plastik yang paling sulit daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling warp) dan botol- botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternative pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
JENIS KE 4 : LDPE

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 ditengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastic tipe coklat (termoplastic / dibuat dari minyak bumi), biasanya dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah:
Kuat
- Agak Temus Cahaya
- Fleksibel dan permukaan agak berlemak
- Pada Suhu dibawah 60 derajat celcius sangat resisten terhadap senyawa kimia
- Daya Proteksi Terhadap Uap air Tergolong baik
- Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen
- Plastik ini dapat didaur ulang baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia
      Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimia dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
JENIS KE 5 : PP 

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 ditengahnya, serta tulisan PP (polypropylene). Karakteristik adalah biasa botol transparan yang jernih atau berawan.

JENIS KE 6 : PS


Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tulisan PS. PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Siron, seorang apoteker dari jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makanan Styrofoam, tempat minum sekali pakai dan lain-lain.
JENIS KE 7 : OTHER

   Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 other ini ada 4 jenis yaitu:  


1.    SAN (styrene acrylonitrile)
2.    ABS (acrylonitrile butadiene styrene)
3.    PC (polycarbonate)
4.    Nylon
      Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik dan plastik kemasan.
     Namun yang berhubungan dengan kantong plastik adalah tanda pengenal jenis 3 dan 4. Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan contohnya kita sering membeli gorengan dipinggir jalan, suka minta pada penjualnya yang panas lalu setelah digoreng dimasukkan ke kantong kresek hitam. Ternyata zat warna hitam ini kalau terkena panas bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan, terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.

2.1.1.      Keuntungan Dan Keterbatasan Kemasan Plastik
     Seperti yang dijelaskan diatas, kantong plastik merupakan salah satu dari macam-macam plastik yang tidak bersahabat dengan alam. Namun sekarang ini banyak barang-barang dikemas menggunakan plastik. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini yang merupakan keuntungan dari kemasan plastik, diantaranya sebagai berikut :
1.    Plastik tembus pandang, lebih ringan dibanding bahan lain
2.   Plastik merupakan sifat penghalang yang baik terhadap kelembapan
3.   Plastik tahan terhadap sebagian besar zat kimia, tidak beracun di alam dan aman untuk digunakan secara langsung untuk produk makan, obat-obatan dan lain-lain
4. Plastik dapat diproses menjadi berbagai bentuk (pengemas) seperti: botol, kantong, tutup, penyimpan film dan lain-lain.
5. Plastik aman untuk berbagai penggunaan, tidak mudah robek dan tidak mudah rusak kecuali akibat gesekan
6.  Plastik dapat menekan biaya penyimpanan dan pengangkutan, karena ringan dan pengemasannya menjadi lebih sederhana
7. Plastik tidak mengundang pertumbuhan bakteri  dan dapat disterilisasi menggunakan semua metode konvensional
8.  Kemasan plastik dapat anti air, anti rusak, tahan terhadap tekanan dan tahan korosi.
9. Kemasan plastik tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan (sejak penggunaan plastik dapat didaur ulang)
 Selain mempunyai keuntungan, barang-barang yang dikemas menggunakan plastik memiliki keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 
 1.  Beberapa bahan kimia dapat menyerang partikel plastik.
2. Plastik dapat memiliki total penghalang untuk gas dan uap air, meskipun beberapa penghalang baru dari plastik dapat memperbaiki kekedapan terhadap oksigen, gas dan aroma dalam skala besar.
3. Tahanan abrasi tidak selalu memadai.


BAB III
METODOLOGI PENULISAN

1.1.       Waktu Dan Pelaksanaan
Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan di perpustakaan SMK Negeri 1 Grati, pada tanggal 30 januari – 11 februari 2009.

1.2.     Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
·         Bollpoint
·         Tip-X
·         Kertas HVS dan folio
·         Komputer dan printer
·         Penggaris
·         Flash disk

 3.3.   Cara Kerja
Adapun alur penulisan karya ilmiah ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:


BAB IV
PEMBAHASAN

1.1.      Bahan – Bahan Yang Terkandung Dalam Kantong Plastik
Bahan utama yang terkandung dalam kantong plastik adalah material-material yang terdiri dari molekul-molekul besar (polymer) dimana terbentuk secara sintetik atau alami dan dapat termodifikasi secara luas. Seorang ilmuwan bernama Hart (1983) dalam bukuknya "Organic Chemistry" menyebutkan bahwa polymer (poly = banyak, meros = bagian) adalah molekul raksasa yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unit-unit. Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan "Monomer". Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah "polimerasi".
Secara diagram sistematis polymer adalah sebagai berikut:
1.     Synthetic polymer tidak terjadi natural
Contoh: nylon, polyethylene, dan polyester
2.    Synthetic polymer dapat dibuat ulang dari material yang terjadi secara natural
Contoh: Synthetic rubber
3.   Natural polymer yang telah dimodifikasi secara radikal, yang tidak lagi memiliki sifat umum dari natural.
      Contoh: Celluloid atau cellophane, dimana diturunkan dari cellulose
Secara umum polymer digolongkan menjadi 2 macam, yaitu polymer alam (seperti pati, selulosa dan sutra) dan polymer sintetik (seperti polimer vinil). Istilah polymer dipakai pertama kali tahun 1866 dengan polymer pertama yang dibuat dari natural organik materials, yaitu produk hewani dan nabati seperti cellulose dengan bermacam reaksi kimia cellulose. Setelah itu cellulose dimodifikasi menjadi sebagai berikut:

1.             Cellulose acetate tang digunakan dalam pembuatan:
-    Photographic film (celluloid)
-    Sheets untuk packaging
-    Textile fibers
2.             Cellulose nitrate untuk pembuatan:
-    Plastik
-    Bahan peledak
-    Rayon (cellulose textile fiber)
-      Varnishes (pernis)
Synthetic polymer pertama adalah phenol formal dehyde sebuah thermoset (dikembangkan tahun 1906 dan diberi nama bakelite). Perkembangan teknologi plastik modern diawali tahun 1920-an, ketika material penting untuk membuat polymer di ekstrak dari produk batu bara dan minyak bumi seperti: Ethylene yang menjadi monomer dari petroleum.
Plastik termasuk bagian polimer termoplastic, yaitu polimer yang akan melunak apabila dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai pola yang kita inginkan. Golongan polimer sintetik lain adalah polimer thermoset (material yang dapat dilebur pada tahap tertentu) dalam pembuatannya tetapi menjadi keras selamanya, tidak melunak, tidak dapat dicetak ulang contohnya adalah bakelit. Selain polimer dan sejenisnya terdapat pula bahan lain yang terkandung didalam kantong plastic. Kebanyakan plastic seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakan terdiri atas kumpulan flafat (ester turunan dari asam flafat). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl) adipate (DEHA) dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(2-ethylhexyl) phtalate (DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (sheftel, 2000).

1.2.      Dampak Limbah  Kantong Plastik
Menggunakan kantong plastik memang menyenangkan bahkan ringan, praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Jika tak dibutuhkan lagi tinggal dilipat kemudian disimpan  atau dibuang begitu saja. Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Akan tetapi sadarkah kita kalau kantong plastik juga dapat mengganggu kesehatan, baik diri sendiri maupun lingkungan.
Seperti yang dijelaskan pada bahan-bahan yang terkandung dalam kantong plastik terdapat suatu bahan pelembut (Plasticizers). Penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakainnya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (Karsinogenik). Dijepang keracunan PCB menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai YUSHO. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan pelembut DEHA ini dapat mengkontaminasi makanan yang mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA atau badan pengawas obat dan makanan AS) terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastic PVC. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormone ESTROGEN (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan aktivitas uji coba pada hewan, DEHA dapat merusak system peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain itu juga dapat menyebabkan kanker hati. Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui secara pasti, hasil yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat kita berhati-hati. Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan, badan pengawas obat dan makanan Eropa telah membuat ambang batas DEHA yang masih aman bila dikonsumsi, yaitu 18 bps (bagian perjuta) dan apabila lebih dari itu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi.
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperi yang kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuatdan tak mudah terdegradasi oleh mikro organisme tanah. Oleh karena itu sampah plastik sering kali dibakar untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air dilingkungan kita. Plastik dari sektor pertanian saja, didunia setiap tahun mencapai 100 juta ton. Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat membungkus bumi sampai sepuluh kali lipat. Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksin yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon ESTEROGEN manusia. Selain itu dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
Sampah plastik dapat menyebabkan perubahan iklim. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan sampah plastik dapat menambah gas rumah kaca di atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksi sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut Made Andreana, ahli kimia dari Institute Tekhnologi Bandung (ITB) yang dikutip Gatra edisi Juli 2003, zat warna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan. Kalaupun tidak beracun senyawa tadi bisa berubah menjadi racun bila terkena panas. Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Namun, apakah munculnya kanker ini disebabkan plastik itu atau karena mengkonsumsi makanan tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan. Sebab banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan orang mengkonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik, kualitas plastik dan makanan, bila terakumulasi bisa menimbulkan kanker.

1.3.      Penanggulangan Limbah Kantong Plastik
Kesadaran mengurangi sampah plastik itu harus dari diri sendiri, selain itu biasakan memilah sampah organik dan non organik. Kami prihatin sekali karena dalam kehidupan sehari-hari penggunaan kantong plastik itu sudah dianggap hal biasa, padahal bahaya sampahnya mengancam lingkungan hidup. Perlu ada political will dari pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik atau mendesain kantong-kantong yang nantinya bisa cepat terurai. Kalangan kampus dan kelompok-kelompok industri harus kreatif untuk bisa mnentukan kantong berbahan alternatif lain selain kantong plastik.
Diluar negeri penggunaan kantong plastik sudah dikurangi. Kita harus memulainya, jangan karena kemudahan-kemudahan yang didapat saat ini akan merugikan dimasa mendatang. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket. Hampir dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis disupermarket seluruh dunia.
Namun seperti diungkapkan oleh anggota dewan pakar, Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPLKTS) pengelolaan sampah menjadi solusi yang baik. Jika rumah tangga dan komunitas terkecil dilingkungan belum bisa mengolahnya (di daur ulang), maka pemilahan menjadi langkah terbaik. Namun semuanya akan berpulang kembali pada individu masing-masing. Dan kesadaran dirilah yang menentukan berjalan atau tidaknya langkah-langkah yang telah dianjurkan.
Saat berbagai negara mulai melarang dan merespon terhadap bahaya penggunaan kantong plastik seperti di Kenya dan Uganda sudah resmi melarang penggunaan kantong plastik. Selain itu disejumlah negara sudah mulai mengurangi penggunaan kantong plastik, diantaranya Filiphina, Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia dan masih banyak lagi.
         Sejak april 2007 berlangsung kampanye "Bring Your Own Bag” (bawa langsung kantong anda sendiri). Kampanye ini digelar oleh The National Environment Agency (NEA). Dan pemerintah china juga telah mengeluarkan rancangan UU (RUU) mengatasi kantong plastik. Dan reaksi yang telah disiapkan antara lain pelarangan penggunaan tas plastik di departement store. Para pembeli akan dikenakan bayaran untuk kantong plastik dan diberlakukan standarisasi produk tas plastik.
Sedangkan Indonesia sendiri belum secara nyata membuat kebijakan tersebut. Menyadari dengan kondisi Indonesia yang sekarang ini, maka terinspirasilah berbagi informasi tentang pelarangan penggunaan kantong plastik.
Kemudian dari berbagai negara, mahasiswa tekhnik lingkungan (HTML) ITB mulai menjalankan kampanye untuk "Memusuhi Kantong Plastik" seperti yang dilakukan oleh negara Singapore. HTML berupaya membangun komunitas yang benar-benar sadar akan bahaya penggunaan plastik secara berlebihin.
Acara "Plastic Phobia" yang merupakan rangkaian akhir dari "Anti Plastic Compaign Bag" atau kampanye anti kantong plastik itu diwarnai oleh "Happening Art" dan aksi seni  instalasi  dari mahasiswa Design Gratis ITB. Semangat mengubah budaya penggunaan kantong plastik perlu dilakukan dari individu masing-masing. Upaya ini sangat positif untuk menghentikan bencana lingkungan akibat kantong plastik dimasa depan. Sudah selayaknya kaum pemuda lebih peduli dan ramah lingkungan, karena generasi mudalah yang akan menentukan penyelamatan lingkungan dimasa mendatang.
Oleh sebab itu jangan membakar sampah plastik, karena jika hal itu dilakukan racun yang ada dalam sampah tersebut akan membuat polusi di udara termasuk pada udara yang kita hirup yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain membakar sampah plastik juga jangan mengubur sampah plastik karena racun yang ada dalam sampah akan meresap atau merembes kedalam tanah yang membuat air didalam tanah akan tercemar dan jangan membuang sampah sembarangan dilingkungan sekitar, karena racun yang ada didalam sampah dapat mencemari lingkungan sekitar kita.
Makhluk hidup dilingkungan sekitar kita mengalami kerusakan dan racun akan terus bertambah dimana-mana jika kita tidak dapat mengatasi semua ini. Maka dari itu yang harus kita lakukan adalah mengurangi penggunaan kantong plastik sekarang juga dan gunakan tas setiap kali berbelanja. Hubungi supermarket, mall dan toko buku langganan kita untuk berhenti memberikan kantong plastik.   


BAB V
PENUTUP
5.1.      Kesimpulan
Mengacu rumusan masalah dan uraian di bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan utama yang terkandung dalam kantong plastik adalah material-material yang    terdiri dari molekul-molekul besar yang disebut “Polymer
2. Dampak yang diakibatkan dari limbah kantong plastik adalah dapat mengganggu kesehatan dan mengancam kelestarian lingkungan.
3. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak buruk dari limbah kantong plastik adalah mengurangi penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari dan menggantinya dengan kantong alternatif lainnya, seperti kantong kertas dan kantong kain.
5.2.       Saran
Adapun saran-saran dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Limbah kantong plastik merupakan musuh serius bagi kelestarian lingkungan, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk menekan penggunaan kantong plastik.
2.  Untuk meminimkan adanya limbah kantong plastik, sebaiknya kita harus kreatif untuk bisa menentukan kantong alternatif lain selain kantong plastik.
3. Sebagai generasi muda kita harus mampu memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan.  



DAFTAR PUSTAKA

Anies H.2002. Bahaya Sampah Plastik Bagi Kesehatan. Terdapat pada http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/28/ragam1.htm.

Awang MR.1999.Bahaya Bahan Kimia Dalam Pembungkus Plastik. Terdapat pada http://www. prn2.usm.my/mainsite/bulletin/kosmik/1999/kosmik12. html.

Hart.1983. Organic Chemistry, a Short Course. 6th Ed. Michigan: Houghton Mifflin.

Prayogo, Andik.2008. Tanda Pengenal Plastik. Terdapat pada http://floodgates. wordprees.com.

Pusat Racun Negara Malaysia.2002. Ketidaksuburan dan Kecacatan Bayi: bahaya bahan plastik. Terdapat pada http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin /2002/penawar40.html.








Pengertian PPh Pasal 21 / 26

Pengertian PPh Pasal 21 / 26 PPh Pasal 21/26 ialah pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh wajib ...