BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam abad ke 21 ini sudah ada ribuan atau puluhan
ribu sekolah di persada mulai dari tingkat rendah sampai ketingkat yang lebih
tinggi, di bangun sebagai tempat untuk mendidik generasi muda agar mereka bisa
menjadi bangsa yang bermartabat. Sekolah itu sendiri ada tiga macam yaitu
sekolah formal, informal, dan non formal. Sementara rumah itu dengan eksistensi
ayah dan ibu juga dapat dianggap sebagai sekolah pertama bagi anak dalam
memahami kehidupan dan menguasai life skil
(keterampilan hidup).
Cara
pandang anak mengenai sekolah sangat bervariasi. Ada anak yang memandang
sekolah sebagai tempat penyiksaan, karena mereka dipaksa melakukan latihan demi
latihan dengan ancaman dan tekanan dari bapak dan ibu guru, ada yang memandang sekolah sebagai penjara, karena terpenjara dari
pagi sampai sore sehingga kehilangan waktu untuk bermain. Kemudian juga ada yang
memandang sekolah sebagai pabrik otak. Karena disana ada unsur input/ masukan,
proses output/ produk, dan anak didik dipandang sebagai benda dan siap untuk
dilatih dan dilatih terus tanpa memahami apa dan bagaimana hakekat belajar itu
sendiri. Idealnya semua anak harus memandang sekolah sebagai tempat yang
menyenangkan untuk tranfer ilmu agar berubah menjadi manusia yang lebih
beradab.
Sekolah
menuntut kita setiap hari untuk belajar. Namun sebagian anak menganggap belajar
adalah hal yang membosankan
yang tidak perlu dilakukan. Dalam hal ini peran pendidik sangat penting yaitu
membangkitkan minat dan kesadaran belajar anak didiknya. Sebagai siswa, penulis
sangat tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul ” Membangkitkan Minat dan Kesadaran Belajar”, karena penulis ingin
menginformasikan kepada pembaca khususnya pendidik tentang cara membangkitkan
minat dan kesadaran belajar anak didik sehingga belajar menjadi menyenangkan.
Selain itu dalam pencarian bahan materi pembuatan karya tulis ini tidak begitu
sulit.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penulisan
karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Mengapa membangkitkan minat dan kesadaran
belajar itu penting?
2. Metode apa yang digunakan untuk
membangkitkan minat dan kesadaran belajar siswa?
1.3.
Tujuan Penulisan
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
mengetahui seberapa pentingnya minat dan kesadaran belajar bagi siswa.
2. Untuk
mengetahui metode yang digunakan untuk membangkitkan minat dan kesadaran
belajar siswa.
1.4.
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Memperluas cakrawala pengetahuan tentang
minat yang sangat berpengaruh untuk pencapaian tujuan belajar yang diharapkan
siswa.
2. Menambah kreatifitas pendidik dalam
membangkitkan minat dan kesadaran belajar anak didiknya.
1.5.
Penegasan Istilah
Untuk
menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam
karya tulis ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut
antara lain sebagai berikut:
1.
Metode
Yang dimaksud metode dalam
penulisan karya tulis ini adalah cara yang telah diatur baik-baik untuk
membangkitkan minat dan kesadaran belajar siswa.
2. Intervensi
Yang dimaksud intervensi dalam
penulisan karya tulis ini adalah orang tua terlalu cepat ikut campur atau turun
tangan terhadap apa yang sedang dihadapi anak tanpa memberi kesempatan anak
untuk berusaha sendiri terlebih dahulu.
3. Pendidik
Yang dimaksud pendidik dalam
penulisan karya tulis ini adalah orang yang mendidik atau mengajarkan seorang
anak tentang segala sesuatu ilmu pengetahuan dan yang harus mampu membangkitkan
minat dan kesadaran belajar anak didiknya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Minat
Berbicara tentang minat, tidak lepas dari masalah
kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis yang ada
pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka
orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang
diinginkannya. Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena
adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan.
Misalnya
seorang anak berkeinginan untuk dapat pintar naik sepeda, maka dia akan
berusaha semaksimal mungkin untuk belajar naik sepeda. Walaupun anak tersebut
telah beberapa kali terjatuh dari sepedanya, akan tetapi mereka tetap berusaha
dan mencari jalan bagaimana cara untuk dapat naik sepeda dengan lancar.
Begitu juga
siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut
dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya,
tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang
dipelajarinya. Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang
dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat
perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.
Untuk
mengetahui dengan jelas masalah minat tersebut, berikut ini akan dikemukakan
beberapa pendapat tentang pengertian minat oleh para ahli sebagai berikut :
Ø
Suyanto memandang
bahwa minat:
Sebagai pemusat
perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari
bakat dan lingkungan.
Ø Utami dan Fauzan (dalam Tomi Darmawan, 2007) memandang bahwa minat:
Sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri
seseorang, untuk tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu.
Ø Winkel (1967:105)
menyatakan bahwa:
Minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk
merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari
materi itu.
Ø
Cony
Semiawan mengatakan bahwa :
Yang dimaksud minat (interest), adalah keadaan mental
yang menghasilkan respon terarah kepada
sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan
kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang
merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan
tersebut.
Ø
Slameto
mengemukakan bahwa :
Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu
hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat.
Dari
pendapat tentang minat tersebut, penulis dapat memahami bahwa minat adalah
kesediaan jiwa untuk
memusatkan perhatian terhadap suatu obyek tertentu tujuannya untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan atau dengan kata lain bahwa minat itu mengarah kepada
pemusatan perhatian secara maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
2.2.
Fungsi minat dalam belajar
Fungsi
minat dalam belajar, merupakan faktor yang sangat penting untuk dibahas. Mengingat pentingnya hal tersebut, para ahli sepakat bahwa minat tersebut adalah hal yang mutlak
dalam setiap aktivitas, termasuk dalam hal belajar. Sehubungan dengan hal ini Westy
Soemanto mengatakan bahwa :
Ditinjau
dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang
efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek
yang belajar.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis memahami bahwa memancing minat siswa untuk belajar,
merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
Salah satu
usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan
yang menarik perhatian dari anak didik.
Dari
pendapat tersebut, jelas bahwa membangkitkan perhatian dan minat belajar bagi
siswa adalah faktor yang amat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Membangkitkan minat merupakan hal yang penting, maka kegunaannya pun juga
merupakan hal yang penting, The Liang Gie mengatakan bahwa :
Minat
selalu membangkitkan pemusatan pemikiran, juga menimbulkan kegembiraan dalam
usaha belajar keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang,
juga membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu.
Belajar dengan perasaan yang tidak gembira, akan membuat pelajaran itu tambah
berat.
Seorang
siswa dalam belajar diusahakan adanya minat dan perhatian yang besar terhadap
semua bidang studi yang dipelajarinya. Guru harus mengusahakan agar materi yang
dipelajari siswa dapat menjadi milik rohani, yang berguna dalam kehidupan
kelak. Akan tetapi kadang-kadang ditemukan hal yang sebaliknya, tidak jarang
diantara siswa yang tidak berminat terhadap bidang studi yang dipelajarinya.
Sebagai akibat tidak adanya faktor pendorong untuk mendalami bidang studi yang
dipelajarinya itu.
Guru
kadang-kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi siswanya, sehingga
tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara maksimal. Biasanya
seorang siswa berminat mempelajari sesuatu, karena adanya beberapa sebab
seperti:
a. Untuk memperkuat kedudukan ekonomi di
kemudian hari.
b. Dapat menciptakan kesempatan untuk menjadi
pemimpin dalam masyarakat.
c. Dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya
sendiri karena bertambah ilmunya.
Dari
keterangan yang dikemukakan di atas, nampak bahwa minat adalah kecenderungan
yang dapat menimbulkan perhatian terpusat terhadap suatu aktivitas. Oleh karena
itu, setiap guru sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar di sekolah
hendaknya memahami hal tersebut. Sebab pada umumnya seorang peserta didik
menaruh minat terhadap sesuatu, karena belum mengerti akan kegunaan hal
tersebut. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar selalu membangkitkan minat
anak didiknya terhadap bidang studi yang disajikannya.
Sehubungan
dengan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan :
Titik
permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan
tersebut, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan
membangkitkan semangat belajar mereka. Di samping perasaan mereka mendapat
manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Mengingat
bahwa tujuan belajar adalah untuk mengerti dalam arti adanya hubungan yang erat
antara pikiran subyek dengan obyek yang sedang diselidiki, berarti minat adalah
hal yang amat penting keberadaannya dalam diri setiap individu, tanpa adanya minat akan sulit untuk mengarahkan
perhatian seseorang kepada suatu obyek.
Dari uraian
di atas, dapat memberikan
pengertian kepada penulis bahwa minat sebagai suatu aktivitas psikologis
mempunyai fungsi yang amat penting dalam belajar. Untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, keberadaan minat dalam diri setiap siswa sangat dibutuhkan. Dengan
adanya minat tersebut, siswa dapat berhasil dalam belajarnya. Dengan demikian,
tujuan yang akan dicapai dalam belajar tercapai secara maksimal. Untuk lebih detailnya mengenai pentingnya minat akan penulis jelaskan pada
bab selanjutnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pentingnya Minat dan Kesadaran Belajar
Pendidikan
merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Sayangnya, kesadaran akan
pendidikan itu belum sepenuhnya mendarah daging
dalam kehidupan masyarakat, termasuk ditingkat pemerintah dan perusahaan.
Tidak sedikit orang yang menganggap pendidikan sekedar pelengkap, bukan
kebutuhan apalagi prioritas. Sikap tersebut sedikit banyak berpengaruh pada
anak didik.
Tanggung
jawab terhadap pendidikan seharusnya sudah dipupuk sejak masa kanak-kanak. Berbagai
penelitian menyimpulkan bahwa masa kanak-kanak adalah masa eksplorasi. Periode
paling intensif dalam proses belajar karena pada masa ini sedang terjadi proses
perkembangan otak yang paling luar biasa. Artinya secara alamiah dan naluriah
anak-anak sesungguhnya adalah para
pembelajar sejati, yang selalu ingin tahu, mau mencoba hal baru, bertanya dan
menyelidik. Oleh sebab itu pada dasarnya tidak ada anak yang malas atau
dilahirkan sebagai pemalas. Malas adalah kebiasaan yang dipelajari dan dibentuk
oleh kondisi lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Anak-anak selalu
menginginkan untuk melakukan sesuatu yang menarik, menyenangkan dan menantang.
Sebaliknya, anak-anak akan menolak melakukan sesuatu yang membosankan dan tidak
menarik minatnya. Misalnya, jika anak enggan belajar matematika, bukan
berarti ia malas, namun yang terjadi adalah ia tidak berminat. Besar
kemungkinan karena cara mengajar gurunya tidak menarik atau selalu merasa
dibodohkan.
Sesungguhnya tidak ada siswa malas, yang ada justru
guru yang tidak menarik dan tidak
mampu membangkitkan minat siswanya. Cara mengatasinya bukan dengan memaksa dan
menghukum siswa, melainkan mengubah metode pengajaran dan menciptakan suasana
belajar sedemikian rupa, sehingga siswa menjadi tertarik dan berminat. Kemalasan
pada diri siswa untuk belajar semestinya dipahami sebagai reaksi alamiah
terhadap sesuatu yang tidak menarik minatnya atau yang membosankan. Padahal
jika minat siswa dapat dibangkitkan, kemudian seluruh perhatiannya dapat
dipusatkan kepada bidang study yang dipelajarinya, maka keadaan kelas menjadi
tenang. Sebab siswa tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik dan siswapun dapat mencapai tujuan belajar sebagaimana
yang diharapkan.
Membangkitkan
minat anak kuncinya adalah mengetahui apa yang dapat membuat anak tertarik dan ingin belajar. Bagi anak usia 8 tahun
kebawah, belajar harus berangkat dari minat si anak itu sendiri. Prinsip dasar
anak-anak haruslah menyenangkan. Karena dengan belajar menyenangkan akan
menimbulkan emosional yang positif. Dalam proses belajar, anak harus
diposisikan sebagai subjek bukan sebagai objek. Karena penulis meyakini bahwa
sifat dasar anak adalah senang belajar. Hal itu bisa terlihat sejak usia dini.
Dimulai dari belajar berjalan, jatuh dan bangkit atas kemauan sendiri.
Sayangnya, ketika anak menginjak usia empat tahunan, banyak terjadi intervensi
orang dewasa, dalam hal ini ialah orang tua. Dengan begitu minat belajar anak
menjadi terintervensi. Anak belajar karena kewajiban dan dorongan dari orang
tua, akhirnya dia menjadi tertekan.
Sebaiknya
anak belajar atas inisiatif diri sendiri. Bila dalam proses belajar si anak
menjadi objek, maka yang banyak melakukan intervensi adalah pendidik. Hasilnya
akan membuat anak menjadi robot dan terlalu banyak diarahkan oleh pendidik.
Hasilnya akan membuat anak menjadi malas belajar dan belajar tidak efektif.
Dalam sistem belajar, anak harus ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Salah
satu caranya, mungkin sebaiknya dalam satu kelas jangan sampai terlalu banyak
siswa. Problem yang terjadi akan ada anak-anak yang merasa tidak diperhatikan.
Dengan begitu minat belajarnya karena keterpaksaan.
Peran guru
dan metode pelajaran solusi lain untuk merangsang dan menumbuhkan minat anak
untuk belajar, adalah meningkatkan kopetensi guru dengan berbagai kondisi
terkini. Guru perlu memahami bahwa anak didiknya adalah subjek. Secara
psikologi guru juga harus memahami keanekaragaman minat belajar anak. Dalam
proses belajar perlu dikembangkan metode pelajaran tematik yang aplikatif. Ada
pembahasan-pembahasan atas sebuah masalah. Misalnya soal banjir, mungkin saja
dari pembahasan itu muncul ide-ide yang luar biasa dan cemerlang dari anak.
Atau dalam pelajaran mengenai stek timbuhan, anak-anak bisa diajak untuk
mempraktekkan langsung dilapangan. Kalaupun tidak bisa melakukan kegiatan
praktek diluar ruang, bisa saja dengan cara menyajikan sejumlah materi tematik
dengan menggunakan contoh via media visual di dalam kelas. Sebagai contoh yang
dilakukan di sekolah-sekolah alam. Dengan mengalami dan mempraktekkan langsung,
ternyata anak-anak lebih
mudah menyerap pelajaran dengan baik dan menyenangkan.
Sebelum
mulai mengajar, pendidik harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa saja yang
disukai dan tidak disukai anak didik. Misalnya bila anak suka menggambar,
sebaiknya lebih dahulu ajak dia menggambar beberapa saat. Selanjutnya setelah
mood belajar bangkit, barulah mengajak si anak untuk belajar materi lain. Jadi
pada dasarnya tujuan utama mengajar adalah bagaimana anak-anak bisa belajar
atau bagaimana proses belajar bisa terjadi, bukan mencekoki dengan informasi
atau pengetahuan hafalan. Pengetahuan tidak di tranfer dari kepala guru ke
anak, melainkan di bangun sendiri oleh anak melalui proses belajar. Tugas guru adalah merancang pembelajaran dan
memilih metode sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi belajar yang
merangsang, menantang dan menyenangkan (quantum teaching) sehingga membangun
minat anak terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
Sesungguhnya
pembelajaran akan efektif jika anak-anak merasa tidak terpaksa, tidak di
intervensi, tidak diancam. Dengan demikian anak-anak akan merasakan kebebasan
intelektual untuk bereksploitasi dan berpendapat. Tidak ada penyeragaman
berfikir, apabila belajar hanya sekedar untuk mencari nilai. Selain itu
aktivitas belajar hendaknya bukan sesuatu yang dipaksakan dari luar, melainkan
menjadi bagian dari hidupnya sendiri. Siswa belajar bukan untuk ulangan atau
ujian, melainkan untuk memenuhi kebutuhan intelektual akan pengetahuan dan
kebenaran. Oleh karena itu, guru tidak bisa bertindak otoriter atau menjadi
diktator, melainkan berperan sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai
fasilitator berarti bagaimana memperlancar terjadinya proses belajar, sedangkan
motivator berarti mendorong dan menyemangati anak untuk terus mengembangkan
diri. Jika semua itu terwujud, maka belajar akan menjadi kegiatan menyenangkan
bukan penyiksaan dan penderitaan.
Anak-anak
perlu juga belajar membagi waktu, kapan belajar, kapan bermain, kapan
istirahat, dan lain-lain. Peran orang tua sangat diperlukan untuk membantu anak
mewakili kebiasaan positif dalam mengelolah waktu. Kemampuan mengelolah waktu
dan memberi prioritas akan menjadi kunci sukses dikemudian hari. Keterampilan
ini hasil dari pembinaan dan disiplin yang dilakukan oleh anak sendiri. Mungkin
pada awalnya anak agak terpaksa, namun jika ia mulai terbiasa dan merasakan
hasilnya, maka anak akan menikmatinya.
Jenjang
pendidikan anak masih jauh dan panjang, hasil dari proses belajar tidak dapat
diukur oleh satu hari, satu minggu, atau satu bulan. Tapi merupakan proses
berkelanjutan. Oleh karena itu, orang tua perlu memberi dorongan terhadap
anak-anaknya. Pada dasarnya awal yang baik akan menghasilkan akhir yang baik
pula. Jadi membangun motivasi anak sejak awal itu penting, agar kedepan
motivasi dari dalam dirinya akan muncul dengan sendirinya dan pada akhirnya
minat serta semangat belajar tertanam dalam hatinya.
3.2. Metode Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Membangkitkan
minat siswa sudah menjadi kewajiban setiap guru sebagai pendidik disekolah.
Sebab tanpa adanya minat akan sulit mengajarkan sesuatu kepada siswa. Ada beberapa metode yang dapat
membangkitkan minat belajar siswa. Adapun metode yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
Metode Langsung
Metode Langsung
Metode
langsung adalah suatu metode yang dilaksanakan dengan menggunakan alat, jadi
guru bidang studi mengupayakan suatu cara yang mudah dan gampang dimengerti
oleh siswa. Apabila peragaan alat peraga tidak dapat dipraktekkan di hadapan
siswa, guru dapat menggunakan gambar untuk menjelaskan isi materi pelajaran.
Hal tersebut dimaksudkan supaya siswa dengan mudah dapat memahami dan mengerti
akan maksud dari materi yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian secara tidak langsung siswa dapat
mengembangkan ilmunya.
Metode ini dapat dirasakan kebaikannya karena dapat merangsang minat belajar siswa untuk memperhatikan dengan seksama materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Di sisi lain metode ini memiliki kelemahan apabila guru tidak menyediakan alat peraga yang diperlukan.
Metode ini dapat dirasakan kebaikannya karena dapat merangsang minat belajar siswa untuk memperhatikan dengan seksama materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Di sisi lain metode ini memiliki kelemahan apabila guru tidak menyediakan alat peraga yang diperlukan.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Dalam penggunaan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis. Metode ini dapat membangkitkan minat belajar bagi siswa karena secara tidak langsung siswa memusatkan perhatiannya terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, atau guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab. Dalam menggunakan metode ini diperlukan usaha untuk merangsang siswa agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan, mengarahkan proses berpikir siswa agar mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penuh keterampilan interprestasi dan lain-lain.
Selanjutnya dalam menentukan pemakaian metode ini hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Dalam penggunaan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis. Metode ini dapat membangkitkan minat belajar bagi siswa karena secara tidak langsung siswa memusatkan perhatiannya terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, atau guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab. Dalam menggunakan metode ini diperlukan usaha untuk merangsang siswa agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan, mengarahkan proses berpikir siswa agar mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penuh keterampilan interprestasi dan lain-lain.
Selanjutnya dalam menentukan pemakaian metode ini hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
· Merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
· Pertanyaan
dapat membangkitkan minat dapat mendorong inisiatif anak dan dapat merangsang
murid untuk bekerja sama.
· Melatih
anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain.
· Teknis
pengajuan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas dan giliran
menjawab murid tertentu saja.
Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan secara gotong royong.
Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan secara gotong royong.
Berdasarkan
pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah
cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membagi murid dalam bentuk
kelompok yang lebih kecil. Untuk menyelesaikan tugas secara gotong royong.
Dalam pelaksanaan metode ini, semua siswa yang tergabung dalam suatu kelompok
diharapkan sumbangsihnya untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada
kelompoknya. Adanya kerjasama yang terjadi diantara mereka, membuat
masing-masing siswa terpacu minat dan semangat belajarnya. Dengan demikian tugas
yang dibebankan oleh guru atas kelompoknya dapat mereka selesaikan dengan baik
dan benar.
Ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok
ini, antara lain adalah:
· Hendaknya
diusahakan jumlah anggota masing-masing kelompok jangan terlalu besar, cukup
empat sampai enam orang anak.
· Pembentukan
kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokrasi dalam arti mempertimbangkan
minat dan kemampuan anak murid.
· Jumlah
anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata, dalam hal perbandingan
murid yang pandai dan kurang pandai, perbandingan pria dan wanita dan lain
sebagainya.
Metode Pemberian Tugas
Sebelum guru menerapkan metode pemberian tugas ini,
terlebih dahulu menetapkan tujuan
yang hendak dicapai. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk
dilaksanakan berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh guru.
Adapun penetapan metode ini
melalui tiga tahapan yaitu :
· Guru
memberi tugas kepada siswa sesuai dengan perencanaan yang disepakati bersama
kurikulum yang berlaku.
· Siswa
melakukan tugas yang dibebankan kepadanya, artinya ia belajar seraya menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan.
· Siswa
mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah mereka pelajari dengan bukti
hasil kerja (belajar), penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Metode
pemberian tugas ini, pada dasarnya dilaksanakan apabila guru telah melakukan
penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.
Beberapa
metode yang telah diuraikan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa pada
dasarnya semua metode mengajar dapat dipergunakan oleh guru untuk memancing
minat belajar siswa, namun demikian metode-tersebut juga mempunyai kelemahan
apabila alat peraga ataupun guru yang akan mempergunakan metode tersebut tidak
menguasainya dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Mengacu rumusan masalah dan uraian pada bab III, maka
dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Minat merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan
belajar, karena minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, tanpa adanya minat tujuan belajar tidak akan tercapai.
2. Ada
5 metode membangkitkan minat belajar siswa, yaitu: metode langsung, metode
ceramah, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, dan metode pemberian tugas.
4.2. SARAN
Adapun saran-saran dalam penulisan karya tulis ini,
adalah sebagai berikut:
1. Agar tercipta belajar yang menyenangkan dan tidak
membosankan, sebaiknya pendidik harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang
efektif, sehingga mampu membangkitkan minat belajar siswa.
2. Sebagai siswa, alangkah lebih baik bila kita belajar
atas inisiatif dan kesadaran sendiri.
3. Sebaiknya kita menganggap belajar itu sebagai hobi,
bukan sebagai suatu kewajiban seorang pelajar. Karena dengan itu kita akan
melakukannya dengan senang hati, dan belajar tidak akan terlalu membebani kita
sebagai pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abied. 2009. Pentingnya
Minat Belajar Bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa, (Online), (http://www.google.co.id/gtw/x?q=Metode+meningkatkan+prestasi+belajar+siswa&ct=res&oi=blended&sa=X&ei=K4X6SoiCNoS66wOk4uNi&cd=17&rensum=7&start=10&output=wml&hl=id&source=m&rd=1&u=http%3A%2F%2Fmeetabied.wordpress.com%2F2009%2F10%2F=30%2Fpentingnya-minat-belajar-bagi-peningkatan-prestasi-belajar-siswa%2F,
diakses 17 November 2009).
Kusuma, Triliana. 2006. Temukan Minatnya Tumbuhkan Kesadaran Pendidikan, (Online), (http://www.google.co.id/gtw/x?ct=np&ei=R3b9SvWYF5jq6AP2mKXFCA&output=wml&source=m&u=http%3A%2F%2Fwww.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelEducation.php%3FartikelID%3D367&whp=3216&wsc=tc&wsi=23a222b3f82e7be1,
diakses 17 November 2009).
joya shoes 252l0payfe788 joya sko danmark,joya sko norge,joya skor stockholm,joya cipő,joya zapatos,joya schoenen,joya scarpe,joya chaussures,joya schuhe,joya schuhe deutschland joya shoes 503h4lgaba651
ReplyDelete