Monday, 31 July 2017

Contoh Karya Tulis " Membangkitkan Minat dan Kesadaran Belajar "

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Dalam abad ke 21 ini sudah ada ribuan atau puluhan ribu sekolah di persada mulai dari tingkat rendah sampai ketingkat yang lebih tinggi, di bangun sebagai tempat untuk mendidik generasi muda agar mereka bisa menjadi bangsa yang bermartabat. Sekolah itu sendiri ada tiga macam yaitu sekolah formal, informal, dan non formal. Sementara rumah itu dengan eksistensi ayah dan ibu juga dapat dianggap sebagai sekolah pertama bagi anak dalam memahami kehidupan dan menguasai life skil (keterampilan hidup).
Cara pandang anak mengenai sekolah sangat bervariasi. Ada anak yang memandang sekolah sebagai tempat penyiksaan, karena mereka dipaksa melakukan latihan demi latihan dengan ancaman dan tekanan dari bapak dan ibu guru, ada yang memandang sekolah sebagai penjara, karena terpenjara dari pagi sampai sore sehingga kehilangan waktu untuk bermain. Kemudian juga ada yang memandang sekolah sebagai pabrik otak. Karena disana ada unsur input/ masukan, proses output/ produk, dan anak didik dipandang sebagai benda dan siap untuk dilatih dan dilatih terus tanpa memahami apa dan bagaimana hakekat belajar itu sendiri. Idealnya semua anak harus memandang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk tranfer ilmu agar berubah menjadi manusia yang lebih beradab.
Sekolah menuntut kita setiap hari untuk belajar. Namun sebagian anak menganggap belajar adalah hal yang membosankan yang tidak perlu dilakukan. Dalam hal ini peran pendidik sangat penting yaitu membangkitkan minat dan kesadaran belajar anak didiknya. Sebagai siswa, penulis sangat tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul ” Membangkitkan Minat dan Kesadaran Belajar”, karena penulis ingin menginformasikan kepada pembaca khususnya pendidik tentang cara membangkitkan minat dan kesadaran belajar anak didik sehingga belajar menjadi menyenangkan. Selain itu dalam pencarian bahan materi pembuatan karya tulis ini tidak begitu sulit.

1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengapa membangkitkan minat dan kesadaran belajar itu penting?
2.   Metode apa yang digunakan untuk membangkitkan minat dan kesadaran belajar siswa?

1.3.            Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.          Untuk mengetahui seberapa pentingnya minat dan kesadaran belajar bagi siswa.
2.    Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk membangkitkan minat dan kesadaran belajar siswa.

1.4.            Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.  Memperluas cakrawala pengetahuan tentang minat yang sangat berpengaruh untuk pencapaian tujuan belajar yang diharapkan siswa.
2.  Menambah kreatifitas pendidik dalam membangkitkan minat dan kesadaran belajar anak didiknya.

1.5.            Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam karya tulis ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut:
1.            Metode
Yang dimaksud metode dalam penulisan karya tulis ini adalah cara yang telah diatur baik-baik untuk membangkitkan minat dan kesadaran belajar siswa.
2.           Intervensi
Yang dimaksud intervensi dalam penulisan karya tulis ini adalah orang tua terlalu cepat ikut campur atau turun tangan terhadap apa yang sedang dihadapi anak tanpa memberi kesempatan anak untuk berusaha sendiri terlebih dahulu.
3.           Pendidik
Yang dimaksud pendidik dalam penulisan karya tulis ini adalah orang yang mendidik atau mengajarkan seorang anak tentang segala sesuatu ilmu pengetahuan dan yang harus mampu membangkitkan minat dan kesadaran belajar anak didiknya.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Minat
                 Berbicara tentang minat, tidak lepas dari masalah kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
             Misalnya seorang anak berkeinginan untuk dapat pintar naik sepeda, maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar naik sepeda. Walaupun anak tersebut telah beberapa kali terjatuh dari sepedanya, akan tetapi mereka tetap berusaha dan mencari jalan bagaimana cara untuk dapat naik sepeda dengan lancar.
               Begitu juga siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.
Untuk mengetahui dengan jelas masalah minat tersebut, berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian minat oleh para ahli sebagai berikut :
Ø  Suyanto memandang bahwa minat:
Sebagai pemusat perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan.
Ø  Utami dan Fauzan (dalam Tomi Darmawan, 2007) memandang bahwa minat:
Sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu.
Ø  Winkel (1967:105) menyatakan bahwa:
Minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu.
Ø  Cony Semiawan mengatakan bahwa :
Yang dimaksud minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.
Ø  Slameto mengemukakan bahwa :
Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Dari pendapat tentang minat tersebut, penulis dapat memahami bahwa minat adalah kesediaan jiwa untuk memusatkan perhatian terhadap suatu obyek tertentu tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dengan kata lain bahwa minat itu mengarah kepada pemusatan perhatian secara maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.

2.2.    Fungsi minat dalam belajar
Fungsi minat dalam belajar, merupakan faktor yang sangat penting untuk dibahas. Mengingat pentingnya hal tersebut, para ahli sepakat bahwa minat tersebut adalah hal yang mutlak dalam setiap aktivitas, termasuk dalam hal belajar. Sehubungan dengan hal ini Westy Soemanto mengatakan bahwa :
Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek yang belajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memahami bahwa memancing minat siswa untuk belajar, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan yang menarik perhatian dari anak didik.
Dari pendapat tersebut, jelas bahwa membangkitkan perhatian dan minat belajar bagi siswa adalah faktor yang amat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Membangkitkan minat merupakan hal yang penting, maka kegunaannya pun juga merupakan hal yang penting, The Liang Gie mengatakan bahwa :
Minat selalu membangkitkan pemusatan pemikiran, juga menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang, juga membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Belajar dengan perasaan yang tidak gembira, akan membuat pelajaran itu tambah berat.
Seorang siswa dalam belajar diusahakan adanya minat dan perhatian yang besar terhadap semua bidang studi yang dipelajarinya. Guru harus mengusahakan agar materi yang dipelajari siswa dapat menjadi milik rohani, yang berguna dalam kehidupan kelak. Akan tetapi kadang-kadang ditemukan hal yang sebaliknya, tidak jarang diantara siswa yang tidak berminat terhadap bidang studi yang dipelajarinya. Sebagai akibat tidak adanya faktor pendorong untuk mendalami bidang studi yang dipelajarinya itu.
Guru kadang-kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi siswanya, sehingga tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara maksimal. Biasanya seorang siswa berminat mempelajari sesuatu, karena adanya beberapa sebab seperti:
a.       Untuk memperkuat kedudukan ekonomi di kemudian hari.
b.      Dapat menciptakan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat.
c.       Dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya sendiri karena bertambah ilmunya.
Dari keterangan yang dikemukakan di atas, nampak bahwa minat adalah kecenderungan yang dapat menimbulkan perhatian terpusat terhadap suatu aktivitas. Oleh karena itu, setiap guru sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar di sekolah hendaknya memahami hal tersebut. Sebab pada umumnya seorang peserta didik menaruh minat terhadap sesuatu, karena belum mengerti akan kegunaan hal tersebut. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar selalu membangkitkan minat anak didiknya terhadap bidang studi yang disajikannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan :
Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan tersebut, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan membangkitkan semangat belajar mereka. Di samping perasaan mereka mendapat manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Mengingat bahwa tujuan belajar adalah untuk mengerti dalam arti adanya hubungan yang erat antara pikiran subyek dengan obyek yang sedang diselidiki, berarti minat adalah hal yang amat penting keberadaannya dalam diri setiap individu, tanpa adanya minat akan sulit untuk mengarahkan perhatian seseorang kepada suatu obyek.
Dari uraian di atas, dapat memberikan pengertian kepada penulis bahwa minat sebagai suatu aktivitas psikologis mempunyai fungsi yang amat penting dalam belajar. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, keberadaan minat dalam diri setiap siswa sangat dibutuhkan. Dengan adanya minat tersebut, siswa dapat berhasil dalam belajarnya. Dengan demikian, tujuan yang akan dicapai dalam belajar tercapai secara maksimal. Untuk lebih detailnya mengenai pentingnya minat akan penulis jelaskan pada bab selanjutnya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.   Pentingnya Minat dan Kesadaran Belajar
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Sayangnya, kesadaran akan pendidikan itu belum sepenuhnya mendarah daging  dalam kehidupan masyarakat, termasuk ditingkat pemerintah dan perusahaan. Tidak sedikit orang yang menganggap pendidikan sekedar pelengkap, bukan kebutuhan apalagi prioritas. Sikap tersebut sedikit banyak berpengaruh pada anak didik.
Tanggung jawab terhadap pendidikan seharusnya sudah dipupuk sejak masa kanak-kanak. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa masa kanak-kanak adalah masa eksplorasi. Periode paling intensif dalam proses belajar karena pada masa ini sedang terjadi proses perkembangan otak yang paling luar biasa. Artinya secara alamiah dan naluriah anak-anak sesungguhnya adalah para pembelajar sejati, yang selalu ingin tahu, mau mencoba hal baru, bertanya dan menyelidik. Oleh sebab itu pada dasarnya tidak ada anak yang malas atau dilahirkan sebagai pemalas. Malas adalah kebiasaan yang dipelajari dan dibentuk oleh kondisi lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Anak-anak selalu menginginkan untuk melakukan sesuatu yang menarik, menyenangkan dan menantang. Sebaliknya, anak-anak akan menolak melakukan sesuatu yang membosankan dan tidak menarik minatnya. Misalnya, jika anak enggan belajar matematika, bukan berarti ia malas, namun yang terjadi adalah ia tidak berminat. Besar kemungkinan karena cara mengajar gurunya tidak menarik atau selalu merasa dibodohkan.
Sesungguhnya tidak ada siswa malas, yang ada justru guru yang tidak menarik dan tidak mampu membangkitkan minat siswanya. Cara mengatasinya bukan dengan memaksa dan menghukum siswa, melainkan mengubah metode pengajaran dan menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, sehingga siswa menjadi tertarik dan berminat. Kemalasan pada diri siswa untuk belajar semestinya dipahami sebagai reaksi alamiah terhadap sesuatu yang tidak menarik minatnya atau yang membosankan. Padahal jika minat siswa dapat dibangkitkan, kemudian seluruh perhatiannya dapat dipusatkan kepada bidang study yang dipelajarinya, maka keadaan kelas menjadi tenang. Sebab siswa tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswapun dapat mencapai tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Membangkitkan minat anak kuncinya adalah mengetahui apa yang dapat membuat anak tertarik dan ingin belajar. Bagi anak usia 8 tahun kebawah, belajar harus berangkat dari minat si anak itu sendiri. Prinsip dasar anak-anak haruslah menyenangkan. Karena dengan belajar menyenangkan akan menimbulkan emosional yang positif. Dalam proses belajar, anak harus diposisikan sebagai subjek bukan sebagai objek. Karena penulis meyakini bahwa sifat dasar anak adalah senang belajar. Hal itu bisa terlihat sejak usia dini. Dimulai dari belajar berjalan, jatuh dan bangkit atas kemauan sendiri. Sayangnya, ketika anak menginjak usia empat tahunan, banyak terjadi intervensi orang dewasa, dalam hal ini ialah orang tua. Dengan begitu minat belajar anak menjadi terintervensi. Anak belajar karena kewajiban dan dorongan dari orang tua, akhirnya dia menjadi tertekan.
Sebaiknya anak belajar atas inisiatif diri sendiri. Bila dalam proses belajar si anak menjadi objek, maka yang banyak melakukan intervensi adalah pendidik. Hasilnya akan membuat anak menjadi robot dan terlalu banyak diarahkan oleh pendidik. Hasilnya akan membuat anak menjadi malas belajar dan belajar tidak efektif. Dalam sistem belajar, anak harus ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya, mungkin sebaiknya dalam satu kelas jangan sampai terlalu banyak siswa. Problem yang terjadi akan ada anak-anak yang merasa tidak diperhatikan. Dengan begitu minat belajarnya karena keterpaksaan.
Peran guru dan metode pelajaran solusi lain untuk merangsang dan menumbuhkan minat anak untuk belajar, adalah meningkatkan kopetensi guru dengan berbagai kondisi terkini. Guru perlu memahami bahwa anak didiknya adalah subjek. Secara psikologi guru juga harus memahami keanekaragaman minat belajar anak. Dalam proses belajar perlu dikembangkan metode pelajaran tematik yang aplikatif. Ada pembahasan-pembahasan atas sebuah masalah. Misalnya soal banjir, mungkin saja dari pembahasan itu muncul ide-ide yang luar biasa dan cemerlang dari anak. Atau dalam pelajaran mengenai stek timbuhan, anak-anak bisa diajak untuk mempraktekkan langsung dilapangan. Kalaupun tidak bisa melakukan kegiatan praktek diluar ruang, bisa saja dengan cara menyajikan sejumlah materi tematik dengan menggunakan contoh via media visual di dalam kelas. Sebagai contoh yang dilakukan di sekolah-sekolah alam. Dengan mengalami dan mempraktekkan langsung, ternyata anak-anak lebih mudah menyerap pelajaran dengan baik dan menyenangkan.
Sebelum mulai mengajar, pendidik harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa saja yang disukai dan tidak disukai anak didik. Misalnya bila anak suka menggambar, sebaiknya lebih dahulu ajak dia menggambar beberapa saat. Selanjutnya setelah mood belajar bangkit, barulah mengajak si anak untuk belajar materi lain. Jadi pada dasarnya tujuan utama mengajar adalah bagaimana anak-anak bisa belajar atau bagaimana proses belajar bisa terjadi, bukan mencekoki dengan informasi atau pengetahuan hafalan. Pengetahuan tidak di tranfer dari kepala guru ke anak, melainkan di bangun sendiri oleh anak melalui proses belajar.  Tugas guru adalah merancang pembelajaran dan memilih metode sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi belajar yang merangsang, menantang dan menyenangkan (quantum teaching) sehingga membangun minat anak terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. 
Sesungguhnya pembelajaran akan efektif jika anak-anak merasa tidak terpaksa, tidak di intervensi, tidak diancam. Dengan demikian anak-anak akan merasakan kebebasan intelektual untuk bereksploitasi dan berpendapat. Tidak ada penyeragaman berfikir, apabila belajar hanya sekedar untuk mencari nilai. Selain itu aktivitas belajar hendaknya bukan sesuatu yang dipaksakan dari luar, melainkan menjadi bagian dari hidupnya sendiri. Siswa belajar bukan untuk ulangan atau ujian, melainkan untuk memenuhi kebutuhan intelektual akan pengetahuan dan kebenaran. Oleh karena itu, guru tidak bisa bertindak otoriter atau menjadi diktator, melainkan berperan sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator berarti bagaimana memperlancar terjadinya proses belajar, sedangkan motivator berarti mendorong dan menyemangati anak untuk terus mengembangkan diri. Jika semua itu terwujud, maka belajar akan menjadi kegiatan menyenangkan bukan penyiksaan dan penderitaan.
Anak-anak perlu juga belajar membagi waktu, kapan belajar, kapan bermain, kapan istirahat, dan lain-lain. Peran orang tua sangat diperlukan untuk membantu anak mewakili kebiasaan positif dalam mengelolah waktu. Kemampuan mengelolah waktu dan memberi prioritas akan menjadi kunci sukses dikemudian hari. Keterampilan ini hasil dari pembinaan dan disiplin yang dilakukan oleh anak sendiri. Mungkin pada awalnya anak agak terpaksa, namun jika ia mulai terbiasa dan merasakan hasilnya, maka anak akan menikmatinya.
Jenjang pendidikan anak masih jauh dan panjang, hasil dari proses belajar tidak dapat diukur oleh satu hari, satu minggu, atau satu bulan. Tapi merupakan proses berkelanjutan. Oleh karena itu, orang tua perlu memberi dorongan terhadap anak-anaknya. Pada dasarnya awal yang baik akan menghasilkan akhir yang baik pula. Jadi membangun motivasi anak sejak awal itu penting, agar kedepan motivasi dari dalam dirinya akan muncul dengan sendirinya dan pada akhirnya minat serta semangat belajar tertanam dalam hatinya.

3.2.   Metode Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Membangkitkan minat siswa sudah menjadi kewajiban setiap guru sebagai pendidik disekolah. Sebab tanpa adanya minat akan sulit mengajarkan sesuatu kepada siswa. Ada beberapa metode yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Adapun metode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Metode Langsung
Metode langsung adalah suatu metode yang dilaksanakan dengan menggunakan alat, jadi guru bidang studi mengupayakan suatu cara yang mudah dan gampang dimengerti oleh siswa. Apabila peragaan alat peraga tidak dapat dipraktekkan di hadapan siswa, guru dapat menggunakan gambar untuk menjelaskan isi materi pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan supaya siswa dengan mudah dapat memahami dan mengerti akan maksud dari materi yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian secara tidak langsung siswa dapat mengembangkan ilmunya.
Metode ini dapat dirasakan kebaikannya karena dapat merangsang minat belajar siswa untuk memperhatikan dengan seksama materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Di sisi lain metode ini memiliki kelemahan apabila guru tidak menyediakan alat peraga yang diperlukan.
Metode Ceramah              
           Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Dalam penggunaan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis. Metode ini dapat membangkitkan minat belajar bagi siswa karena secara tidak langsung siswa memusatkan perhatiannya terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Metode Tanya Jawab
            Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, atau guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab. Dalam menggunakan metode ini diperlukan usaha untuk merangsang siswa agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan, mengarahkan proses berpikir siswa agar mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penuh keterampilan interprestasi dan lain-lain.
              Selanjutnya dalam menentukan pemakaian metode ini hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·       Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
·  Pertanyaan dapat membangkitkan minat dapat mendorong inisiatif anak dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
·       Melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain.
·  Teknis pengajuan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas dan giliran menjawab murid tertentu saja. 
Metode Kerja Kelompok
               Metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan secara gotong royong.
           Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membagi murid dalam bentuk kelompok yang lebih kecil. Untuk menyelesaikan tugas secara gotong royong. Dalam pelaksanaan metode ini, semua siswa yang tergabung dalam suatu kelompok diharapkan sumbangsihnya untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kelompoknya. Adanya kerjasama yang terjadi diantara mereka, membuat masing-masing siswa terpacu minat dan semangat belajarnya. Dengan demikian tugas yang dibebankan oleh guru atas kelompoknya dapat mereka selesaikan dengan baik dan benar.
           Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok ini, antara lain adalah:
·    Hendaknya diusahakan jumlah anggota masing-masing kelompok jangan terlalu besar, cukup empat sampai enam orang anak.
·    Pembentukan kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokrasi dalam arti mempertimbangkan minat dan kemampuan anak murid.
·   Jumlah anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata, dalam hal perbandingan murid yang pandai dan kurang pandai, perbandingan pria dan wanita dan lain sebagainya.
      Metode Pemberian Tugas
      Sebelum guru menerapkan metode pemberian tugas ini, terlebih dahulu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk dilaksanakan berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh guru.
 Adapun penetapan metode ini melalui tiga tahapan yaitu :
· Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan perencanaan yang disepakati bersama kurikulum yang berlaku.
· Siswa melakukan tugas yang dibebankan kepadanya, artinya ia belajar seraya menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan.
· Siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah mereka pelajari dengan bukti hasil kerja (belajar), penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
         Metode pemberian tugas ini, pada dasarnya dilaksanakan apabila guru telah melakukan penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.
                Beberapa metode yang telah diuraikan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua metode mengajar dapat dipergunakan oleh guru untuk memancing minat belajar siswa, namun demikian metode-tersebut juga mempunyai kelemahan apabila alat peraga ataupun guru yang akan mempergunakan metode tersebut tidak menguasainya dengan baik.

BAB IV
PENUTUP
4.1.     KESIMPULAN
                         Mengacu rumusan masalah dan uraian pada bab III, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1.   Minat merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar, karena minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa adanya minat tujuan belajar tidak akan tercapai.
2.  Ada 5 metode membangkitkan minat belajar siswa, yaitu: metode langsung, metode ceramah, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, dan metode pemberian tugas.
4.2.    SARAN
 Adapun saran-saran dalam penulisan karya tulis ini, adalah sebagai berikut:
1.   Agar tercipta belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan, sebaiknya pendidik harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang efektif, sehingga mampu membangkitkan minat belajar siswa.
2.     Sebagai siswa, alangkah lebih baik bila kita belajar atas inisiatif dan kesadaran sendiri.
3.  Sebaiknya kita menganggap belajar itu sebagai hobi, bukan sebagai suatu kewajiban seorang pelajar. Karena dengan itu kita akan melakukannya dengan senang hati, dan belajar tidak akan terlalu membebani kita sebagai pelajar.

DAFTAR PUSTAKA



1 comment:

Pengertian PPh Pasal 21 / 26

Pengertian PPh Pasal 21 / 26 PPh Pasal 21/26 ialah pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh wajib ...